JAKARTA, bawainfo.id — Presiden Prabowo Subianto hari ini resmi meluncurkan program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih, sebagai bagian dari trisula strategi pengentasan kemiskinan yang menjadi prioritas utama pemerintah. Peluncuran ini menandai langkah strategis Presiden dalam menggerakkan ekonomi lokal dari tingkat desa dan kelurahan, sekaligus mempercepat pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Kopdes Merah Putih merupakan implementasi dari Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo, yang bertujuan membangun kekuatan ekonomi dari akar rumput. Program ini didukung penuh melalui Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang diterbitkan pada 27 Maret 2025.
“Kopdes Merah Putih menjadi salah satu trisula pengentasan kemiskinan di era Prabowo, selain program kesehatan dan pendidikan,” ujar Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi. Minggu, 20 Juli 2025.
Tiga senjata itu diwujudkan dalam bentuk Program Cek Kesehatan Gratis Sekolah, Sekolah Rakyat, dan Kopdes Merah Putih. Ketiganya bukan sekadar seremoni, tetapi komitmen nyata untuk menjawab persoalan struktural kemiskinan.
Fokus Utama: Dari Desa untuk Indonesia
Peluncuran awal Kopdes Merah Putih melibatkan 80.000 koperasi di seluruh Indonesia, dengan 103 koperasi percontohan yang akan menjadi model replikasi ke desa lainnya. Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, menyebut koperasi percontohan ini akan dievaluasi untuk memastikan manfaat langsung bagi masyarakat, sebelum seluruh unit resmi beroperasi penuh pada 28 Oktober 2025.
“Kita tidak ingin hanya membangun koperasi yang berdiri secara administratif. Kita ingin operasionalnya menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” tegas Adita.
Kopdes Merah Putih dirancang secara inklusif dan modern, dengan semangat gotong royong sebagai inti operasionalnya. Ia diharapkan mampu menekan dominasi tengkulak, mencegah jeratan pinjaman online ilegal, serta memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi lokal.
Rantai Pasok Pendek, Harga Lebih Terjangkau
Koperasi ini akan menjadi tempat penampungan hasil pertanian dan perikanan desa secara langsung, tanpa melewati rantai distribusi panjang yang kerap merugikan petani dan nelayan. Model ini dinilai akan menguntungkan dua pihak sekaligus: produsen dan konsumen.
“Dengan rantai pasok yang lebih pendek, hasil tani bisa dijual dengan harga lebih baik, dan masyarakat bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih murah,” jelas Adita.
Layanan Komplet di Satu Tempat
Kopdes Merah Putih juga mengintegrasikan layanan masyarakat melalui berbagai unit, mulai dari gerai sembako, unit simpan pinjam, klinik dan apotek desa, hingga cold storage dan logistik. Inisiatif ini menjawab tantangan keterbatasan akses terhadap layanan dasar di desa.
Program ini melibatkan 13 kementerian dan dua badan nasional, serta seluruh kepala daerah dari gubernur hingga kepala desa. Ini menunjukkan keseriusan lintas sektor dalam membangun desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data BPS, hingga September 2024 tercatat 24,06 juta penduduk miskin, dengan 3,17 juta di antaranya dalam kategori miskin ekstrem. Kopdes Merah Putih hadir sebagai solusi konkret untuk mengatasi persoalan tersebut dan membawa Indonesia lebih dekat menuju Visi Indonesia Emas 2045.