PARIMO, bawainfo.id – Humas PT Ecotropica, Jumadi Achmad, menjelaskan bahwa survei seismik yang dilaksanakan di Perairan Teluk Tomini, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), bertujuan mengumpulkan data bawah permukaan laut untuk mendeteksi potensi keberadaan minyak dan gas bumi.
“Survei ini menggunakan metode Seismik 3D yang mampu menghasilkan visualisasi struktur geologi secara lebih detail, sehingga potensi jebakan minyak maupun gas dapat terlihat lebih akurat,” ungkap Jumadi saat diwawancarai media ini, Kamis (12/11/2025).
Ia memaparkan, pelaksanaan lapangan akan dimulai pada 11 Desember dengan tahapan awal pembersihan area selama kurang lebih sepuluh hari.
Setelah tahap tersebut rampung, kapal survei akan memasuki fase perekaman data.
“Rencananya besok kami mulai pembersihan area. Setelah itu baru masuk ke tahap perekaman data,” ujarnya.
Jumadi menjelaskan, teknologi yang digunakan adalah metode Seismik, yakni sistem yang bekerja dengan mengirimkan gelombang suara ke bawah permukaan bumi kemudian menangkap pantulannya menggunakan alat streamer di kapal.
Proses ini menghasilkan data tiga dimensi mengenai lapisan geologi dasar laut.
“Dari gambaran itu kami bisa memperkirakan kondisi bawah permukaan, termasuk potensi keberadaan minyak atau gas,” jelasnya.
Ia menerangkan, lokasi survei berada sekitar 40 mil dari timur Kasimbar dan masih dalam wilayah administratif Kabupaten Parimo.
Meski secara peta cekungan disebut Blok 3D Gorontalo Offshore, wilayah geologi sebenarnya berada di Teluk Tomini.
“Survei di area ini sudah beberapa kali dilakukan, termasuk pada 2005 dan 2010, dan kini diperbarui menggunakan teknologi yang lebih mutakhir,” tambahnya.
Setelah data seismik terkumpul, tahapan berikutnya adalah penilaian potensi minyak dan gas.
Jika ditemukan cadangan yang dinilai ekonomis, kegiatan akan berlanjut pada fase eksplorasi, termasuk kajian AMDAL serta proses musyawarah dengan masyarakat.
“Semua tahapan tetap mengutamakan keselamatan dan perlindungan lingkungan pesisir,” kata Jumadi.
Ia menambahkan, tenaga ahli dari luar negeri turut terlibat, terutama di bidang geologi dan geofisika, sebagai bentuk kolaborasi teknis untuk memperoleh data yang lebih akurat.
Personel di kapal survei juga melibatkan perwakilan Kementerian ESDM, Security Officer, staf khusus maritim, serta unsur TNI Angkatan Laut yang bertugas mengawasi jalannya kegiatan.
Sementara itu, kapal bantu turut dilengkapi tiga unsur penting: personel TNI Angkatan Laut, perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Parigi Moutong, serta perwakilan nelayan setempat.
“Kehadiran berbagai unsur ini bertujuan memastikan proses survei berjalan transparan, terpantau, dan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat pesisir,” jelasnya.
Terkait kompensasi, pihak pelaksana menjelaskan bahwa meski isu ini cukup sensitif, mereka tetap berupaya memberikan yang terbaik bagi warga terdampak.
Dalam sosialisasi, telah disampaikan besaran kompensasi yang ditawarkan, yaitu Rp25 juta untuk rompong biasa yang hanya menggunakan solar panel, serta Rp35 juta untuk rumah atau rompong tanam.
“Namun, saat penyampaian tersebut muncul sejumlah keluhan dari peserta, sehingga diskusi lanjutan mengenai detail kompensasi belum dapat dilanjutkan pada sesi selanjutnya”, pungkasnya.






